Siapa yang bisa mengira bahwa tempat yang dulunya kantin kantor, bisa berubah menjadi listening place yang menjadi tempat santai untuk melepas penat. Itulah yang kemudian dikenal sebagai OBO.
Ide terkait OBO sendiri pertama kali muncul ketika saat pandemi tahun 2021. Awalnya, sang pemilik, Ghyan, memutuskan untuk membuat dapur ‘ala-ala’ di rumahnya sendiri.
Karena tumbuh besar di Jalan Asem II, Cipete yang akhirnya menjadikan Ghyan kenal dengan banyak warga dan komunitas lokal. Selain itu, karena Cipete terkenal dengan bisnis kreatifnya, ia juga menjadi memiliki kesempatan untuk terekspos dengan para pebisnis lokal yang bekerja di industri kreatif.
Jika ditanya apa arti dari nama “OBO”, sulit untuk menjelaskannya karena tidak ada makna khusus di balik nama tersebut. Hanya saja, Ghyan menjelaskan bahwa nama OBO bisa diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing orang. Ia hanya ingin agar nama OBO bisa memberikan harapan bagi semua orang.
Bercerita soal awal mula OBO, produk yang pertama kali diproduksi oleh Ghyan adalah Almond Milk. Adapun yang menjadi latar belakang dari produksi Almond Milk tersebut adalah karena Ghyan yang pada saat itu memiliki bayi butuh asupan untuk meningkatkan produksi ASI-nya.
Setelah terus menerus brainstorming ide untuk mengembangkan OBO, akhirnya OBO secara resmi dibuka untuk umum.
Untuk bisa menikmati ketenangan di OBO, saat ini OBO hanya menerima kedatangan tamu melalui reservasi lewat DM Instagram OBO.
Mungkin banyak yang bertanya apa yang menjadi alasan OBO hanya menerima tamu yang sudah melakukan reservasi lewat DM Instagram terlebih dahulu. Alasan terus dibatasinya pengunjung di OBO adalah karena OBO membuat suasana nyaman terus terjaga.
Dengan terjaganya suasana yang tetap nyaman, maka para pengunjung akan bisa bersantai dan bercengkrama sambil bertukar pikiran dengan teman terdekatnya. OBO berusaha menciptakan suasana yang hangat, sama seperti di rumah sendiri.
Pengalaman menarik lainnya yang hanya bisa di dapatkan di OBO adalah bagaimana OBO didesain sebagai tempat untuk temu sapa. Di sini, orang-orang bisa saling bertemu, bertukar cerita, berbagi pengalaman, dan berjejaring meskipun mereka belum kenal satu sama lain, bahkan belum pernah bertemu.
OBO juga sangat mendukung ekosistem industri kreatif yang berkelanjutan. Hal ini dibuktikan dengan penggunaan furniture yang sebagian besar adalah hasil recycle, salah satunya adalah sofa.
Nantinya, para pengunjung bisa bersantai di sofa yang merupakan hasil recycle sambil mendengarkan bermacam lantunan lagu dari koleksi vinyl sehingga akan menambah kesan homey dari OBO.
Kuliner di OBO juga tak kalah menarik. Ada berbagai macam menu yang bisa dicoba di OBO. Namun, ada satu menu yang paling ikonik dan selalu dicari-cari oleh para pengunjung. Menu tersebut adalah Aburi Lancheon. Aburi Lancheon adalah nasi dengan daging yang dibuat sendiri dan menggunakan bahan-bahan yang sehat.
OBO telah menjadi bagian dari Cipete. OBO terus tumbuh dan berkembang dengan semangat yang sama. Bergabung dalam industri kreatif membuat Ghyan dan OBO menyadari betapa pentingnya lingkungan yang nyaman untuk bekerja.
OBO diharapkan bisa menjadi tempat yang cocok bagi siapapun yang ingin “bekerja seperti di rumah”, dan itu bisa didapatkan dengan menjaga suasana tempatnya yang nyaman.