Industri kopi Cipete memiliki daya tarik yang besar bagi para coffee enthusiast di seluruh Jakarta. Banyak kedai kopi dengan berbagai jenis kopi yang hadir menemani hari-hari warga Cipete.
Konsep-konsep unik diberikan oleh seluruh kedai kopi yang berada di Cipete, hal ini untuk memberikan pengunjung beragam pengalaman untuk bisa diceritakan ke teman-teman. Salah satu kedai kopi di Cipete yang mengedepankan konsep unik adalah Stuja Coffee.
Stuja Coffee sendiri lahir bukan karena adanya niat untuk mendirikan suatu kedai kopi, Stuja Coffee lahir dari ketidaksengajaan.
Awalnya, Ditto, founder Stuja Coffee, atau lebih dikenal sebagai Ditto ‘Percussion’ memiliki sebuah clothing line khusus vespa. Pada saat itu, ia memiliki sebuah mesin kopi tetapi bingung bagaimana memanfaatkannya agar bisa memiliki nilai lebih. Akhirnya, Ditto memutuskan untuk memulai bisnis kedai kopi.
Nama ‘Stuja’ sendiri berangkat dari plesetan kata ‘Setuju’ yang seketika terucap. Stuja juga bukan hanya sekedar plesetan, ada makna mendalam yang terkandung di dalamnya. Stuja memiliki arti ‘Satu jalan satu tujuan’.
Stuja Coffee bukan hanya sekedar kedai kopi, ada sebuah misi dan movement mulia yang coba dibawa. Stuja Coffee memiliki campaign eco-friendly.
Campaign eco-friendly yang coba digaungkan oleh Stuja Coffee bertujuan untuk mengajak kedai kopi dan lingkungan sekitar khususnya di Cipete agar bisa lebih aware untuk melindungi bumi. Walaupun belum 100%, tetapi Stuja Coffee terus berusaha untuk mengurangi penggunaan plastik dalam produknya.
Upaya memelihara eco-friendly yang coba dilakukan oleh Stuja Coffee misalnya adalah dengan mengganti kemasan kopi yang biasanya menggunakan wadah plastik jadi menggunakan kemasan botol kaca yang bisa dibawa kembali atau didaur ulang oleh customer. Jadi, pelanggan bisa refill minuman menggunakan botol milik Stuja Coffee.
Tak hanya konsep eco-friendly nya, konsep tempat yang diusung oleh Stuja Coffee juga memiliki nilai plus tersendiri. Bangunan utama sengaja didesain dengan kombinasi tradisional. Aksen-aksen Joglo khas Jogjakarta juga terus dipelihara agar menghadirkan kesan lokal. Untuk menambah vibes modern, Stuja Coffee mengkolaborasikannya dengan warna monokrom dengan sentuhan estetik.
Pada bagian dining hall nya, interior dibuat lebih minimalis. Stuja Coffee memiliki semi bar pada bagian tengahnya. Alasan dibuatnya semi bar pada bagian tengah dining hall adalah karena Stuja Coffee ingin menciptakan engagement antara barista dan customer.
Stuja Coffee memiliki menu kopi andalan, tetapi tenang saja bagi kalian yang tidak suka minum kopi, Stuja Coffee juga menyediakan aneka teh, susu jahe, dan taro.
Berawal dari Cipete, Stuja Coffee sekarang telah berkembang menjadi merek yang besar. Bahkan tak hanya di Jakarta, Stuja Coffee juga telah melakukan ekspansi ke Bekasi dan Bali, yaitu Stuja Kerobokan dan Stuja di pantai Sanur.
Stuja Coffee yang lahir dari kolaborasi pelaku bisnis kreatif dan industri kopi akhirnya bisa memberikan dampak yang besar bagi orang sekitarnya. Tak hanya itu, kepedulian Stuja Coffee terhadap lingkungan juga bisa menjadi contoh bagi pelaku bisnis kopi lainnya.